“Mun emak di dieu, bapak di dinya” kata Emak menunjuk pada ranjang tempatnya tidur dan sisi sebelah bantal tempat foto Bapak dipajang.
Begitulah cara Emak, nenek mertua saya, mengenang Bapak, suaminya yang
sudah 40-sekian hari meninggalkan dunia. Ini pertemuan kedua saya dengan
beliau, tapi rasa sayang di hati saya seperti menemukan tempatnya
berlabuh.
Mungkin karena ketika kecil saya tidak terlalu dekat dengan nenek dari bapak saya, hingga akhirnya beliau berpulang, dan karena saya sudah terlalu besar ketika akhirnya bertemu nenek dari ibu saya, hingga belum puas saya mencurahkan kasih sayang.
Semoga Allah merahmati mereka berdua, memberikan kelapangan di alam kubur, dan menempatkan mereka di antara orang-orang beriman.
“Kunaon bapak teh ninggakeun emak sorangan” tanya Emak tanpa
mengharapkan jawaban. Dengan senyumnya Emak masih terus bercerita betapa
ia kehilangan Bapak, lelaki yang telah berpuluh tahun menemaninya.
Percakapan selanjutnya antara ibuku dan Emak, menggunakan bahasa sunda,
mau ditulis lagi dah keburu lupa, tapi saat itu jadi terharu
mendengarnya, tak terasa sampai nangis. Biarin ajah :) merasakan sedikit rasanya kehilangan orang yang sudah hidup bersama kita selama puluhan tahun.
---
forever young, i want to be forever young..(with you, in heaven)
-Maret 2010, dari rumah bertajuk multiply-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar